Version Control System (VCS) ialah teknologi manajemen versi dokumen yang biasa digunakan untuk pengelolaan source code software.
Kadang-kadang, hasil tulisan yang kita buat tidak selalu sempurna sejak awal. misal ketika saya pertama kali menulis tulisan ini, saya bisa menyebut ini adalah tulisan versi 1. Waktu berlalu, kemudian saya merasa ada kesalahan dalam tulisan yang saya buat, dibuatlah tulisan versi 2 yang menghapus beberapa paragraf dan menambah paragraf baru. Di kemudian hari saya merasa tulisan versi 2 justru salah, tidak lebih baik dari tulisan versi 1, maka kembalilah saya memakai tulisan versi 1.
Cerita di atas adalah contoh logika penggunaan VCS. Seorang programmer bisa saja membuat source code, kemudian ketika dia menemukan kesalahan, dia merevisi source code tersebut. Suatu hari ia berpikir ada yang salah dengan source code terbaru nya dan dia membutuhkan source code lama. Jika tanpa VCS mungkin dia akan kesulitan untuk mencari source code lama, namun dengan VCS dia bisa mencari source code lamanya bahkan jika yang dicari ialah versi yang jauh dari versi source code terbarunya.
Selain manajemen versi source code, VCS juga dapat digunakan untuk kolaborasi dengan programmer lain. Programmer B dan Programmer A dapat melakukan perubahan terhadap source code yang sama secara bersamaan
VCS pada umumnya memiliki banyak fitur, ia dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk manajemen source code yang amat kompleks.
Salah satu VCS yang populer ialah Git, dengan platformnya yang populer ialah Github dan Gitlab. Walau demikian, masih banyak VCS lain, contohnya Subversion (SVN), Mercurial, Bazaar, Perforce, dll.
VCS kemungkinan besar akan selalu diperlukan untuk pengerjaan project-project bersama tim. Karena akan merepotkan jika source code dibuat lalu jika sudah selesai dikirim dengan WA, direvisi programmer lain, lalu dikirim balik ke programmer tadi lewat WA juga. Maka dari itu, VCS bisa menjadi sesuatu yang wajib dalam pengembangan software bersama tim.
Referensi:
